Archives

Burung Beok dan Celana Dalam


Konon ada seekor burung beok yang sangat pintar bicara. Sakin pintarnya, tiap ada orang yang lewat disapanya.
Suatu ketika lewatlah seorang janda kembang incaran para om-om.

Hari pertama ia lewat, burung beok itu berkata: ”Merah, merah, merah...”
Sang janda pun heran. Kok burung itu bisa tau kalau celana dalam saya warna merah.

Hari kedua burung itu bicara; ”Biru, biru, biru....”
Sang jnada bertambah heran. Karena celana dalamnya pas lagi warna biru.

Hari ketiga pun beok itu berkata lagi saat sang janda lewat: ”Kuning. Kuning, kuning...”
Maka sang janda lebih heran lagi. Kok dia bisa tau ya...??

Lalu hari ke empat. Sang janda pun cari akal supaya si burung beok itu tidak tau lagi warna apa celana dalam yang dipakainya. Sang janda mencoba tidak memakai celana dalam saat dia mau lewat di depan rumah pemilik burung beok. Lalu sang janda pun berjalan pelan-pelan sambil senyum-senyum, karena dia yakin beok itu tidak lagi tau warna celana dalamnya.

Saat sang janda lewat. Beok itu memandangnya sambil menerawan dan berfikir. Kemudian beok itu menyapa; ”Keriting, keriting, keriting....”
Sang janda: ”Ah.... !!!???”

Disari Dari Berbagai Sumber
READ MORE - Burung Beok dan Celana Dalam

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Mayat Naik Ojek


Malam telah larut. Rumah makin tenggelam dalam kesunyian. Pasien yang tengah terbaring di kamar sudah tak tahan menghadapi rasa sakit. Lalu sang penderita pun akhirnya menghadap Ilahi. Menjelang subuh, keluarga si penderita terkejut setelah melihat terbaring kaku di atas ranjang. Lalu sang keluarga yang menjaga menangis sedih. Sang keluarga yang menjaga pun menelpon seluruh keluarganya. Lalu kebetulan yang datang orang penakut semua. Setelah tiba waktunya sang mayat akan dibawa ke kuburan, semua yang ada di sana tidak ada yang berani. Lalu mereka pun saling tunjuk menunjuk. Tidak ada yang mau mengangkatnya dan membawanya ke tempat pemakaman. Lama kemudian. Sang mayat yang masih terbaring dalam keranda, mulai emosi mendengar keluarganya yang penakut semua. Lalu sang mayat pun mengambil kesimpulan. Dia langsung bangun dan berkata, ”Tidak usah ada yang bawa saya, mending saya naik ojek dari pada nunggu orang penakut seperti kalian semua...” ”,,,...!!???” Disari Dari Berbagai Sumber
READ MORE - Mayat Naik Ojek

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Murka Yang Tak Terelakkan


Hari itu mentari seakan membakar kulit. Garang sekali. Tak pandang sahabat. Keluarga. Atasan. Apalagi orang-orang kecil yang tak mampu melawan dan melindungi diri dari sengatan panasnya. Marah mungkin. Akupun merasakannya. Pepohonan yang dulu menjadi teman akrabku, yang selalu melindungi. Kini juga tak mampu menghalanginya. Pohon pun tak kuasa menepis sihir-sihir debu yang semakin hari makin juga kejam.

Aku perhatikan tumbuh-tumbuhan, dia semakin layu. Lesuh. Dan juga mungkin lelah dan kehausan oleh belaian kasih-sayang. Sangat rindu. Jarang lagi hadir sosok idaman dan pahlawan hidupnya. Sang pangeran hujan jarang lagi menghampirinya. Tak ada lagi siraman kasih sayang. Elusan mesrah dan sejuta perhatian hanya tinggal masa lalu. Dia mati dalam keadaan kelaparan. Tak pernah ada perhatian dari makhluk sekelilinnya.

Aku alihkan pandangan. Kutatap dalam-dalam. Aku lihat kepalanya sudah mulai gundul. Bahkan bulu-bulunya yang lain sudah hampir tercukur. Lalu aku bertanya padanya.

”Apa yang membuat rambutmu mulai berguguran?”.

“Aku dicukur terpaksa oleh tangan-tangan yang tak bertanggung jawab. Aku tak kuasa melarangnya. Walau majikanku telah melarangnya, tapi mereka tak pernah mendengar”.

”Lalu? apa yang akan kamu lakukan untuk memberi pelajaran pada mereka?”.

”Aku tidak mau lagi menjadi budak mereka. Aku tak mau bekerja menghasilkan air lagi. Bahkan kalau mereka tak mau berhenti mengeksploitasi diriku, aku akan menghajarnya jika kemarahanku sampai pada puncaknya”.

Akupun teringat akan dirinku. Rasa sakit yang aku derita semakin parah. Aku sesekali memberinya peringatan padanya. Namun mereka tak juga kapok mengeruk kekayaanku. Badan ini sakit terasa dibacok kiri kanan. Mereka tak pernah memperhatikan kesejahteraanku. Habis manis sepah dibuang. Itulah mungkin kata yang cocok dengan keadaan yang aku alami.

Sungguh kejam manusia. Begitu dalam benakku. Mereka merobek kulitku. Lalu mengambil daging-dagingku. Bahkan sampai pada urat nadiku dibobolnya. Sehingga darah mengalir tiada henti. Mereka berusaha menutupnya. Namun itu tak mampu mereka sembuhkan.

Yang paling membuat aku geram melihat ulah mereka adalah ketamakan. Sampai-sampai mereka menggali dan mencari harta karun sampai pada perutku. Aku tak tahan. Sehingga aku muntah dan membuat manusia lain menderita. Tapi itu salah mereka. Mengapa tidak memperingati sesamanya untuk tidak semena-mena.

Aku juga memperhatikan para penguasa. Mereka terlihat sibuk dengan urusan-urusan pribadi yang berkedok umum demi popularitas. Mereka hendak menjual rakyat kecil. Kaum marjinal hanyalah menjadi umpan utuk mendapat ikan-ikan besar.

Namun rakyat kecil pun terlihat senyum dengan permainan-permainan para penguasa. Mereka menikmati ketidak tahuannya. Iming-iming baginya sudah lebih dari cukup. Kalaupun mereka tahu akan dirinya yang sedang tidak mendapat perlakuan adil. Mereka hanya bisa diam dan pasrah. Tak pernah ada keberanian yang melawan ketidak adilan dan kesemena-menaan. Diamlah yang menjadi andalan mereka.

Kalau aku perhatikan semuanya. Aku seakan ingin meledak saja. Supaya tak ada lagi benih yang tumbuh macam itu. Aku impikan semuanya dapat diganti dengan manusia yang lebih mulia. Perhatian dan penuh cinta serta kasih sayang. (***)

Gowa, 1 November 2009

READ MORE - Murka Yang Tak Terelakkan

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Laskar Pelangi

PAGI itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang di depan sebuah kelas. Sebatang pohon filicium tua yang riang meneduhiku. Ayahku duduk di sampingku, memeluk pundakku dengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk pada setiap orangtua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di bangku panjang lain di depan kami. Hari itu adalah hari yang agak penting: hari pertama masuk SD.

Di ujung bangku-bangku panjang tadi ada sebuah pintu terbuka. Kosen pintu itu miring karena seluruh bangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh. Di mulut pintu berdiri dua orang guru seperti para penyambut tamu dalam perhelatan. Mereka adalah seorang bapak tua berwajah sabar, Bapak K.A. Harfan Efendy Noor, sang kepala sekolah dan seorang wanita muda berjilbab, Ibu N.A. Muslimah Hafsari atau Bu Mus. Seperti ayahku, mereka berdua juga tersenyum.
Download Bukunya:

  1. Bagian I
  2. Bagian II
  3. Bagian III
  4. Bagian IV


Karya Andrea Hirata
READ MORE - Laskar Pelangi

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Sultan Ageng Tirtayasa


Sultan Ageng Tirtayasa
Oleh:
Drs. Uka Tjandrasasmita
e-books A. Mudjahid Chudari- 2006

Apabila kita pergi bertamasya ke sebuah tempat, 10 Km di sebelah utara kota Serang, yaitu tempat yang dalam masa-masa sejarahnya terkenal dengan nama Banten, maka akan tampaklah di sana-sini puing-puing bekas keraton, benteng-benteng, toko-toko, meriam-meriam kuno, jembatan rante dan sebagainya. Malahan di antara bangunan-bangunan lama itu ada pula yang masih tegak berdiri, karena sudah mengalami beberapa perbaikan, yaitu Mesjid Agung dan menaranya yang menjadi ciri khas bagi Banten Lama. Di serambi kiri dan kanan Mesjid Agung itu terlihat barisan makam beberapa Sultan dengan maesan-maesannya yang berukiran indah-indah.

Puing-puing serta bangunan-bangunan yang masih tegak berdiri ditambah dengan lingkungan alam sekitarnya mau tidak mau akan merangsang semangat dan pikiran kita yang menjalin kenang-kenangan Banten di masa lampau. Masa Banten mengalami sejarah kebesarannya, masa Banten menghirup udara kemakmuran dan kesejahteraan, masa Banten mengalami kejayaan dan kegemilangan, masa Banten mengalami kedaulatan serta kemerdekaan penuh. Tiada juga terlepas pikiran dan perasaan serta penghargaan kita kepada beberapa tokoh dan pengemudi masyarakat di kala itu yang kini bersemayam di alam baka sebagai tersaksikan pada makam-makam yang terukir indah-indah di samping kiri dan kanan mesjid itu.

Download Ebooknya
READ MORE - Sultan Ageng Tirtayasa

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Hiduplah Dengan Tidak Berlawanan Dengan Kehidupan Sosialmu


"Do not serve the pripate life contrary to the social life."

"Jangan menjalani kehidupan pribadi yang berlawanan dengan kehidupan sosial."

Quantilian (Hispainia, 35 M-100M)
Bernama lengkap Marcus Fabius Quintilianus adalah seorang ahli pidato Roma dari Hispania, Roma. Satu-satunya wujud karya Quintilian adalah dua belas volume buku berjudul Institutio pada retorika Oratoria, diterbitkan sekitar tahun 95.
READ MORE - Hiduplah Dengan Tidak Berlawanan Dengan Kehidupan Sosialmu

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Kegagalan Bukanlah Pemakaman


"Failure should be our teacher, not aur undertaker. Failure is delay, not defeat. It is a temporary detour, not a dead end. Failure is something we can avoid only by saying nothing, doing nothing, and being nothing. "

"Kegagalan adalah guru, bukan pemekaman. Kegaglan adalah penundaan, bukan kekalahan. ini hanya persimpangan sementara, bukan akhir segalanya. Kegagalan adalah sesuatu yang bisa kita hindari denga; tidak mengatakan apa apa, tidak melakukan apa-apa dan tidak menjadi apa-apa".


Denis Waitley
(lahir 1933)
SEORANG pembicara motivasi, penulis, konsultan, dan penulis penjualan terbaik. Wailey mengklaim dirinya lulusan dari US Navya Academy Diannapolis dan mantan Nevy pilot. sebagai pembicara motivasi, ia memiiki 15 buku kuliah dan ratusn program audio.
READ MORE - Kegagalan Bukanlah Pemakaman

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Dunia Semut; Cerita Penuh Makna


Dalam perjalanannya ke sekolah setiap hari, Umar berjalan melewati halaman rumah di seberang jalan dan menunggu di sana untuk beberapa saat. Temannya yang sangat baik tinggal di dalam taman ini. Tak seorangpun tahu siapakah teman ini, tetapi Umar sangat menyayanginya. Umar tidak pernah lupa untuk mengunjungi temannya, dan sangat senang bersahabat dengannya. Lagi pula, temannya ini lebih pandai dari siapapun juga. Meskipun tubuhnya sangat kecil, teman Umar ini mampu melakukan berbagai pekerjaan penting. Ia juga sangat rajin bekerja. Ia melakukan seluruh pekerjaannya dengan sangat baik dan tepat waktu, seolah-olah ia adalah seorang prajurit dalam angkatan bersenjata. Kendatipun ia tidak bersekolah sebagaimana Umar, ia mampu melakukan berbagai macam kewajiban-kewajiban yang harus ia lakukan dalam hidupnya.

Download
READ MORE - Dunia Semut; Cerita Penuh Makna

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Pudarnya Pesona Cleopatra


Novel Mini Pertama

“Cinta tidak menyadari kedalamanya, Sampai ada saat perpisahan.” -Khalil Gibran

INI nikmat ataukah azab?
“harus dengan dia, tak ada pilihan lain!”tegas ibu. Beliau memaksaku untuk menikah dengan gadis itu. gadis yang sama sekali tak kukenal. Sedihya, aku tiada berdaya sama sekali untuk melawanya. Aku tak punya kekuatan apa-apa untuk memberontaknya. Sebab setelah ayah tiada, bagiku ibu adalah segalanya.
Dengan panjang lebar ibu menjelaskan, sebenarnya sejak ada didalam kandungan aku telah dijodohkan dengan Raihana yang tak pernah kukenal itu. kok bisa-bisanya ibunya berbuat begitu. Pikiran orang dulu terkadang memang aneh...........

Download Novelnya
READ MORE - Pudarnya Pesona Cleopatra

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Angels and Demons (Malaikat dan Iblis)


TINGGI DI ATAS puncak anak tangga Great Pyramid Giza,seorang perempuan muda tertawa dan berseru ke bawah kepada seorang lelaki. ”Robert, cepatlah! Aku tahu aku semestinya menikah dengan lelaki yang lebih muda!” Senyum perempuan itu begitu memesona.

Robert berjuang untuk mengimbanginya, tapi tungkai kakinya seperti terpaku. ”Tunggu,” pintanya. ”Kumohon ....” More

----------------------
Copyright © 2000 by Dan Brown
All rights reserved, including the right to reproduce this book or portions thereof in any form whatsoever. For information address Pocket Books, 1230 Avenue of the Americas, New York, NY 10020

Sebuah Novel... Download
READ MORE - Angels and Demons (Malaikat dan Iblis)

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Ayat Ayat Cinta; Sebuah Novel Pembangun Jiwa


Gadis Mesir Itu Bernama Maria

Tengah hari ini, kota Cairo seakan membara. Matahari berpijar di tengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir menguapkan bau neraka. Hembusan angin sahara disertai debu yang bergulung-gulung menambah panas udara semakin tinggi dari detik ke detik. Penduduknya, banyak yang berlindung dalam flat yang ada dalam apartemen-apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela dan tirai tertutup rapat. Memang, istirahat di dalam flat sambil menghidupkan pendingin ruangan jauh lebih nyaman daripada berjalan ke luar rumah, meski sekadar untuk shalat berjamaah di masjid. Panggilan azan zhuhur dari ribuan menara yang bertebaran di seantero kota hanya mampu menggugah dan menggerakkan hati mereka yang benar-benar tebal imannya. Mereka yang memiliki tekad beribadah sesempurna mungkin dalam segala musim dan cuaca, seperti karang yang tegak berdiri dalam deburan ombak, terpaan badai, dan sengatan matahari. Ia tetap teguh berdiri seperti yang dititahkan Tuhan sambil bertasbih tak kenal kesah. Atau, seperti matahari yang telah jutaan tahun membakar tubuhnya untuk memberikan penerangan ke bumi dan seantero mayapada. Ia tiada pernah mengeluh, tiada pernah mengerang sedetik pun menjalankan titah Tuhan.

--------------------------------
Sepucuk Surat Cinta

Kepada

Fahri bin Abdillah, seorang mahasiswa dari Indonesia yang lembut hatinya dan berbudi mulia

Assalamu ’alaikum warahmatullah wa barakatuh.

Kepadamu kukirimkan salam terindah, salam sejahtera para penghuni surga. Salam yang harumnya melebihi kesturi, sejuknya melebihi embun pagi. Salam hangat sehangat sinar mentari waktu dhuha. Salam suci sesuci air telaga Kautsar yang jika direguk akan menghilangkan dahaga selama-lamanya. Salam penghormatan, kasih dan cinta yang tiada pernah pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Entah dari mana aku mulai dan menyusun kata-kata untuk mengungkapkan segala sedu sedan dan perasaan yang ada di dalam dada. Saat kau baca suratku ini anggaplah aku ada dihadapanmu dan menangis sambil mencium telapak kakimu karena rasa terima kasihku padamu yang tiada taranya.

Wahai orang yang lembut hatinya,


Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta merasa sendirian tiada memiliki siapa-siapa kecuali Allah di dalam dada, kaulah orang yang pertama datang memberikan rasa simpatimu dan kasih sayangmu. Aku tahu kau telah menitikkan air mata untukku ketika orang-orang tidak menitikkan air mata untukku.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Ketika orang-orang di sekitarku nyaris hilang kepekaan mereka dan masa bodoh dengan apa yang menimpa pada diriku karena mereka diselimuti rasa bosan dan jengkel atas kejadian yang sering berulang menimpa diriku, kau tidak hilang rasa pedulimu. Aku tidak memintamu untuk mengakui hal itu. Karena orang ikhlas tidak akan pernah mau mengingat kebajikan yang telah dilakukannya. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang saat ini kudera dalam relung jiwa.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Malam itu aku mengira aku akan jadi gelandangan dan tidak memiliki siapa-siapa. Aku nyaris putus asa. Aku nyaris mau mengetuk pintu neraka dan menjual segala kehormatan diriku karena aku tiada kuat lagi menahan derita. Ketika setan nyaris membalik keteguhan imanku, datanglah Maria menghibur dengan segala kelembutan hatinya. Ia datang bagaikan malaikat Jibril menurunkan hujan pada ladang-ladang yang sedang sekarat menanti kematian. Di kamar Maria aku terharu akan ketulusan hatinya dan keberaniannya. Aku ingin mencium telapak kakinya atas elusan lembut tangannya pada punggungku yang sakit tiada tara. Namun apa yang terjadi Fahri?

Maria malah menangis dan memelukku erat-erat. Dengan jujur ia menceritakan semuanya. Ia sama sekali tidak berani turun dan tidak berniat turun malam itu. Ia telah menutup kedua telinganya dengan segala keributan yang ditimbulkan oleh ayahku yang kejam itu. Dan datanglah permintaanmu melalui sms kepada Maria agar berkenan turun menyeka air mata dukaku. Maria tidak mau. Kau terus memaksanya. Maria tetap tidak mau. Kau mengatakan pada Maria: ‘Kumohon tuturlah dan usaplah air mata. Aku menangis jika ada perempuan menangis. Aku tidak tahan. Kumohon. Andaikan aku halal baginya tentu aku akan turun mengusap air matanya dan membawanya ke tempat yang


jauh dari linangan air mata selama-lamanya. Maria tetap tidak mau.” Dia menjawab: “Untuk yang ini jangan paksa aku, Fahri! Aku tidak bisa. ” Kemudian dengan nama Isa Al Masih kau memaksa Maria, kau katakan, “Kumohon, demi rasa cintamu pada Al Masih. ” Lalu Maria turun dan kau mengawasi dari jendela. Aku tahu semua karena Maria membeberkan semua. Ia memperlihatkan semua kata-katamu yang masih tersimpan dalam handphone-nya. Maria tidak mau aku cium kakinya. Sebab menurut dia sebenarnya yang pantas aku cium kakinya dan kubasahi dengan air mata haruku atas kemuliaan hatinya adalah kau. Sejak itu aku tidak lagi merasa sendiri. Aku merasa ada orang yang menyayangiku. Aku tidak sendirian di muka bumi ini.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Anggaplah saat ini aku sedang mencium kedua telapak kakimu dengan air mata haruku. Kalau kau berkenan dan Tuhan mengizinkan aku ingin jadi abdi dan budakmu dengan penuh rasa cinta. Menjadi abdi dan budak bagi orang shaleh yang takut kepada Allah tiada jauh berbeda rasanya dengan menjadi puteri di istana raja. Orang shaleh selalu memanusiakan manusia dan tidak akan menzhaliminya. Saat ini aku masih dirundung kecemasan dan ketakutan jika ayahku mencariku dan akhirnya menemukanku. Aku takut dijadikan santapan serigala.

Wahai orang yang lem but hatinya,

Sebenarnya aku merasa tiada pantas sedikit pun menuliskan ini semua. Tapi rasa hormat dan cintaku padamu yang tiap detik semakin membesar di dalam dada terus memaksanya dan aku tiada mampu menahannya. Aku sebenarnya merasa tiada pantas mencintaimu tapi apa yang bisa dibuat oleh makhluk dhaif seperti diriku.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Dalam hatiku, keinginanku sekarang ini adalah aku ingin halal bagimu. Islam memang telah menghapus perbudakan, tapi demi rasa cintaku padamu yang tiada terkira dalamnya terhunjam di dada aku ingin menjadi budakmu. Budak yang halal bagimu, yang bisa kau seka air matanya, kau belai rambutnya dan kau kecup keningnya. Aku tiada berani berharap lebih dari itu. Sangat tidak pantas bagi gadis miskin yang nista seperti diriku berharap menjadi isterimu. Aku merasa dengan itu aku akan menemukan hidup baru yang jauh dari cambukan, makian, kecemasan, ketakutan dan kehinaan. Yang ada dalam benakku adalah meninggalkan Mesir. Aku sangat mencintai Mesir tanah kelahiranku. Tapi aku merasa tidak bisa hidup tenang dalam satu bumi dengan orang-orang yang sangat membenciku dan selalu menginginkan kesengsaraan, kehancuran dan kehinaan diriku. Meskipun saat ini aku berada di tempat yang tenang dan aman di tengah keluarga Syaikh Ahmad, jauh dari ayah dan dua kakakku yang kejam, tapi aku masih merasa selalu diintai bahaya. Aku takut mereka akan menemukan diriku. Kau tentu tahu di Mesir ini angin dan tembok bisa berbicara.

Wahai orang yang lembut hatinya,

Apakah aku salah menulis ini semua? Segala yang saat ini menderu di dalam dada dan jiwa. Sudah lama aku selalu menanggung nestapa. Hatiku selalu kelam oleh penderitaan. Aku merasa kau datang dengan seberkas cahaya kasih sayang. Belum pernah aku merasakan rasa cinta pada seseorang sekuat rasa cintaku pada dirimu. Aku tidak ingin mengganggu dirimu dengan kenistaan katakataku yang tertoreh dalam lembaran kertas ini. Jika ada yang bernuansa dosa semoga Allah mengampuninya. Aku sudah siap seandainya aku harus terbakar oleh panasnya api cinta yang pernah membakar Laila dan Majnun. Biarlah aku jadi Laila yang mati karena kobaran cintanya, namun aku tidak berharap kau jadi Majnun. Kau orang baik, orang baik selalu disertai Allah.

Doakan Allah mengampuni diriku. Maafkan atas kelancanganku. Wassalamu ’alaikum,

Yang dirundung nestapa,

Noura

Download Novelnya
READ MORE - Ayat Ayat Cinta; Sebuah Novel Pembangun Jiwa

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Mahkota Cinta; Sebuah Novelet Pembangun Jiwa


Mata pemuda itu memandang ke luar jendela. Lautan terhampar di depan mata. Ombak Seolah menari-nari riang. Sinar matahari memantul-mantul keperakan. Dari karcis yang ia pegang, ia tahu bahwa feri yang ia tumpangi bernama Lintas Samudera. Tujuan feri yang bertolak dari pelabuhan Batam itu adalah pelabuhan Johor. Bahru. Ia memejamkan mata seraya meneguhkan hatinya. Ia meyakinkan dirinya harus kuat. Ya, sebagai lelaki ia harus kuat. Meskipun ia merasa kini tidak memiliki siapa- siapa lagi. Bagi seorang lelaki cukuplah keteguhan hati menjadi teman dan penenteram jiwa....


Karya Habiburrhman El shirazy
Download



READ MORE - Mahkota Cinta; Sebuah Novelet Pembangun Jiwa

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Di Atas Sajadah Cinta


Ketika Derita Mengabaikan Cinta

Kini tibalah saatnya kita semua mendengar nasihat pernikahan untuk kedua mempelai yang akan disampaikan oleh yang terhormat prof.Dr.Mamduh Hassan Al Gonzouri. Beliau adalah ketua Ikatan Doktor Cairo dan direktor Rumah Sakit Qashrul Aini, seorang pakar saraf terkemuka di Timur Tengah, yang tidak lain adalah juga pensyarah bagi kedua mempelai. Kepada Professor Mamduh dipersilakan”....
*Ketika Derita Mengabadikan Cinta merupakan satu daripada 38 cerpen daripada Buku Di Atas Sajadah Cinta.

Download
READ MORE - Di Atas Sajadah Cinta

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Dalam Mihrab Cinta


Dalam Mihrab Cinta

Matanya berkaca-kaca. Kalau tidak ada kekuatan iman dalam dada ia mungkin telah milih sirna dari dunia. Ujian yang ia derita sangat berbeda dengan orang-orang seusianya. Banyak yang memandangnya sukses. Hidup berkecukupan. Punya pekerjaan yang terhormat dan bisa dibanggakan. Bagaimana tidak, ia mampu meraih gelar master teknik dari sebuah institut teknologi paling bergengsi di negeri ini. Dan kini ia dipercaya duduk dalam jajaran pengajar tetap di universitas swasta terkemuka di bukota Propinsi Jawa Tengah: Semarang.... More..


DOWNLOAD NOVEL Dalam Mihrab Cinta
READ MORE - Dalam Mihrab Cinta

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Kumpulan Sejarah Che Guevara dan Revolusi kuba


Collections of Che Guevara History; Mike Gonzalez

Para pekerja tidak bertanah di Brazil membawa dua imej apabila mereka menduduki tanah kosong. Yang satu adalah pemimpin masyarakat desa di Canudos, yang berjuang menentang kerajaan pada tahun 1890-an. Yang kedua adalah Che Guevara. Di Carakas, di Buenos Aires, di Bolivia dan di El Salvador, pemuda-pemudi yang bertempur dengan polis semasa pemberontakan menentang kapital global menyelimuti muka mereka dengan kain yang membawa imej Che. Di Eropah, penunjuk rasa memakai kemeja-T dengan muka Guevara tercetak pada dada mereka.

Ernesto ‘Che’ Guevara meninggal dunia pada usia muda. Doktor dari Argentina ini, yang meninggalkan tanahair dan kerjayanya untuk menyertai Revolusi Kuba, dibunuh di sebuah kampung pergunungan di Bolivia sewaktu dia tercedera. Tarikh bulan itu adalah Oktober 1967, dan Ernesto Guevara belum berusia 40 tahun.

****
Inilah kumpulan kisah Che Guevara dan revolusi kuba. Ebook ini berisi bagaimana Guevara berjuang dalam sejarah revolusi kuba. Dalam Buku ini juga terdapat perjalanan hidup Guevara dalam menhadapi segala tantangan hidupnya. Dia dikenal seorang pemberontak yang senang terhadap keterkungkungan di negerinya.

Free Ebook Che Guevara

DOWNLOAD
READ MORE - Kumpulan Sejarah Che Guevara dan Revolusi kuba

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Bertindak Gagal


"Act as though it does not fail may occur"

"Bertindaklah seolah-olah gagal itu tidak mungkin terjadi."

--------------------------------
Dorothea Brande (Chicago, 1893-Hampshire, 1945)
SEORANG penulis dan editor yang dihormati di new york. Bukannya. bicoming a writer, yang diterbitkan pada tahun 1934 masih dicetak dan banyak memberikan inspirasi untuk mulai menulis dan mempertahankan setiap perusahaan ia juga menulis wake up and live, yang diterbitkan 1936, terjual lebih dari dua juta kopi.
READ MORE - Bertindak Gagal

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Manusia Lahir Untuk Sukses


"Humans were born to succeed, not to fail"

"
Manusia dilahirkan untuk sukses , bukan untuk gagal."

----------------------

Henry David Thoreau (12 juli 1817-6 mei 1862)
SEORANG penulis, penyiar, natularis, pajak resister, kritikus pembangunan, menteri, sejarawan, filsuf, dan pemimpin transcendentalist dari Amerika. Dia terkenal dengan bukunya walden, sebuah refleksi sederhana dialam kehidupan sekitanya, dan essay, ketidaktaatan sipil, argumen untuk semua perlawanan terhadap pemerintah sipil dalam pertentangan moral dengan negara yang tidak adil.
READ MORE - Manusia Lahir Untuk Sukses

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Kumpulan Kisah Abu Nawas; Sang Penggeli Hati


Siapa yang tak kenal Abu Nawas??

Abunawas - Sang Penggeli Hati

Nama Abu Nawas begitu populernya sehingga cerita-cerita yang mengandung humor banyak yang dinisbatkan berasal dari Abu Nawas. Tokoh semacam Abu Nawas yang mampu mengatasi berbagai persoalan rumit dengan style humor atau bahkan humor politis temyata juga tidak hanya ada di
negeri Baghdad. Kita mengenal Syekh Juha yang hampir sama piawainya dengan Abu Nawas juga Nasaruddin Hoja sang sufi yang lucu namun cerdas. Kita juga mengenal Kabayari di Jawa Barat yang konyol namun temyata juga cerdas.

Daftar Isi
1. Pesan Bagi Para Hakim
2. Abu Nawas Mendemo Tuan Kadi
3. Membalas Perbuatan Raja
4. Mengecoh Raja
5. Debat Kusir Tentang Ayam
6. Mengecoh Monyet Sirkus
7. Pekerjaan Yang Mustahil
8. Botol Ajaib
9. Ibu Sejati

Oleh: MB. Rahimsyah

Ebook ini...


DOWNLOAD
READ MORE - Kumpulan Kisah Abu Nawas; Sang Penggeli Hati

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Kumpulan Cerita Canda Ala Sufi


Canda Ala Sufi

Suatu hari, Nashruddin Effendy berdiri di mimbar; di depan massa, untuk memberikan nasihat. Dia berkata, "Tahukah kalian, apa yang akan saya katakan kepada kalian?" Orang-orang itu menjawab, "Tidak! Kami tidak tahu." Kemudian Nashruddin berkata kepada mereka, "Baiklah, kalau kalian tidak tahu... Tidak ada gunanya berbicara dengan orang-orang yang tidak tahu." Dia pun turun dan meninggalkan mereka. Beberapa hari kemudian, dia kembali dan berbicara pada mereka dengan pertanyaan sama, yang pernah dilontarkannya. Dia berkata,
"Tahukah kalian, apa yang akan saya katakan kepada kalian?" Mereka menjawab, "Ya, kami
tahu." Dia kemudian berkata, "Jika kalian sudah tahu apa yang akan saya sampaikan, saya tidak
perlu lagi mengatakannya." Lalu, dia pun pergi meninggalkan mereka. Orang-orang itu pun kebingungan; apa yang seharusnya mereka katakan untuk menjawab pertanyaan Nashruddin itu. Namun, mereka sepakat untuk pada kesempatan mendatang, jika Nashruddin melontarkan pertanyaaan serupa, sebagian di antara mereka akan menjawab ya dan sebagian lain akan menjawab tidak. Beberapa hari kemudian, Nashruddin kembali ke tempat itu dan berkata, "Tahukah kalian, apa yang akan saya katakan pada kalian?"
Jawaban mereka pun beragam; sebagian berkata, "Ya, kami tahu," dan sebagian lagi mengatakan, "Tidak, kami tidak tahu." Nashruddin berkata
kepada mereka, "Baik, sebagian di antara kalian sudah mengetahuinya dan sebagian lain tidak.
Karena itu, saya berharap, yang tahu memberitahu yang tidak tahu." Lalu dia pun pergi meninggalkan mereka.

-------------------------------
Ada yang mengira bahwa sufi jauh dari perbuatan bercanda? Oh tidak selamanya... karena sufi juga manusia. Dia juga butuh canda dan tawa. Tapi bedanya canda sufi dengan orang biasa kebanyakan adalah candanya bermanfaat dan penuh makna. Seperti apa CAnda ala sufi itu?? Berikut ebook lengkap mengenai cerita dan sekumpulan cerita mengenai canda sufi.

Free Ebook

DOWNLOAD
READ MORE - Kumpulan Cerita Canda Ala Sufi

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Free Ebook; Kumpulan Dongeng

Dongeng dalam ranah pembentukan karakter anak sangatlah penting. cerita yang berupa anak adalah salah satu cara membentuk karakter anak lewat karakter tokoh yang ada dalam sebuah Dongeng.
Dalam Ebook ini terdapat beberapa Dongeng yang sangat baik baik bagi anak anda.

Dongeng Indo 6
Koleksi Angie, pencinta buku dari negara Kangguru Pak Lebai Malang
  • Puteri Junjung Buih
  • Raja Parakeet
  • Si Pahit Lidah
  • Si Pitung
Free Ebook

DOWNLOAD
READ MORE - Free Ebook; Kumpulan Dongeng

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Setetes Mani untuk Hidup

Sunyi senyap malam itu. Jam pun tak berdetak. Tisha dalam kesendirian menatap langit-langit kamarnya. Sesekali memandang ke arah rak bukunya yang masih tersusun rapi. Ia merenungi nasibnya yang malang. Hatinya terasa gelisah. Matanya tak kunjung terpejam.

Jarum jam terus bergeser. Lima puluh menit telah berlalu dari angka tiga. Matanya belum jua lelap. Berbagai macam persoalan kembali merasuki pikirannya. Masalah kampus. Organisasi dan keluarga. Sesekali teringat akan dirinya yang makin hari makin tak jelas. Tisha berusaha melawan semua pikirannya yang megusik ketenangan. Ia berusaha memejamkan matanya yang sudah terlalu lelah.

Selang beberapa menit, adzan mengalung merdu ke angkasa. Mata mungil itu langsung membelalak kaget.

“Sudah subuh…”, bisiknya dalam hati.

Cepat ia bergegas menuju kamar mandi. Cuci muka dan berwudhu. Diraihnya mukenah dan sajadah berwarna biru langit itu. Ia berusaha untuk melawan hawa nafsunya. Berusaha shalat dengan harapan agar dirinya lekas keluar dari permasalahan hidupnya.

Usai shalat, Tisha kembali merebahkan badannya di lantai kamar. Selang beberapa menit matanya terpejam dan tertidur pulas.

Siang itu, Tisha bangun dengan kepala agak berat. Banyak beban pikiran yang dalam batok kepalanya. Beribu pertanyaan yang tak kunjung terjawab. Jalaban teka-teki hidupnya belum ia pecahkan.

“Mengana aku sangat sulit bajía? Mengana orang tuaku tak pernah mau mengerti keinginanku? Aku ditelantarkan bagai ayam yang tak punya induk. Padahal aku pergi dengan niat baik. Ingin menuntut ilmu. Mengapa orang tuaku tak merestuiku? Aku berjanji akan bertahan hidup dengan hasil keringatku sendiri. Harusss!!!”, bisiknya dalam hati.

Ah… dunia memang kejam. Mau hidup baik malah tak direstui. Maksud hati berbuat baik. Tapi hidup berkehendak lain. Apa gunanya hidup dalam moral yang berhiaskan kebaikan. Namun pada akhirnya akan mati dalam keadaan terpaksa. Mati kelaparan. Dibenci karena terlalu jujur. Mengagung-agungkan kebenaran tak selamanya berbuah manis.

Tisha sudah berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan hidup. Mencari kerja. kerja sambil kuliah. Namun tetap saja tak berhasil. Terkadang hanya beberapa bulan saja bekerja sudah dipecat. Melamar lagi. Diterima. Dipecat lagi.

Malam minggu itu, Tisha mendapat telpon dari bosnya. Tempat ia bekerja. Ia diajak keluar makan malam sambil menikmati udara dingin.

“Ada waktumu untuk menemani aku makan malam? Ada acara sekaligus membicarakan perkembangan perusahaan. Bagaimana?”, ajak bosnya dengan wajah penuh harap.

“Baiklah kalau begitu”.

Malam telah larut. Mereka masih asyik menikmati riak gelombang laut. Terlalu indah pantai itu. Sehingga mereka tak kunjung pulang. Bagi Tisha itu adalah waktu untuk melupakan masalahnya. Namun bagi bosnya itu adalah kesmpatan untuk lebih dekat dengan Tisha.

“Tisha… Bagaimana kalau malam ini kita bermalam di hotel saja. Aku ingin membantumu untuk melupakan masalahmu”, ajak bosnya dengan nada mesra lagi lembut, sembari meraih tangan Tisha.

Tisha sempat berpikir. Namun karena ia diberi iming-iming akan dibayar dengan jumlah yang tak sedikit, dan ditambah dengan jaminan kerja yang aman. Sehingga Tisha menerima tawaran itu.

Dalam kamar hotel yang berbintang lima itu, Tisha memandang ke arah jendela kamar. Ia berbisik dalam hatinya. “Tuhan aku akan melakukan yang mungkin sangat engkau laknat. Tapi kumohon izinkan aku untuk kali ini saja. Setetes saja untuk menyambung hidupku. Aku takut padamu. Ini semua kulakukan demi mempertahankan hidup. Supaya aku bisa hidup lebih sejahtera”. (***)

Gowa, Juni 2009

READ MORE - Setetes Mani untuk Hidup

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Sedikit Tentang Saya


Saat mentari menatapku, aku hanya mampu bercerita. Tentang diriku. Tentang hidupku. Aku selalu berdo’a pada Tuhan. Moga suatu saat aku mampu memberikan sesuatu yang berharga bagi siapapun yang mengenalku. Termasuk yang sempat baca tulisan ini. Dan orang yang pernah mengklik link yang menuju ke situsku. Amin.. dan moga orang yang pernah menatapku menajadi mentari dalam hidupku. Penerang dalam mengarungi hidupku yang teramat labil.
Sejak kecil, aku sudah diajar mengenal agama. Tentang baik dan salah. Mengaji. Belajar dan bermain. Sehari-hariku sepulang sekolah adalah pergi ke hutan, mencari kayu bakar untuk keperluan dapur. Itulah aktivitas yang menjadi rutinitas hidupku.
Kelas enam sekolah dasar, aku mulai ditinggal orang tua di rumah sendirian. Di sebuah kampung di pedalaman Kabupaten Gowa, namanya Rannaloe. Orang tuaku sudah punya rumah di kampung sebelah yang sedikit lebih dekat dengan kota. Namanya Sapakeke. Masih tetangga kampung. Dan juga lebih dekat dengan pasar desa. Maklum orang tuaku adalah penjual pakaian di samping bertani. Jadi setiap hari rabunya mereka ke pasar. Antara pasar dengan tempat tinggalku sekitar 15 kilometer. Belum lagi sungai yang terpampang luas membatasi kampungku dengan pasar mingguan itu. Bukit dan pendakian yang terjal membuat perjalanan lebih menantang. Itulah alasan orang tuaku mengapa mereka pindah ke kampung sebelah. Dan aku ditinggal sendirian pada usia anak-anak tanpa ada orang dewasa mengurusiku.
Rumahku berada di sudut lapangan kampung itu. Dibelakangnya terdapat ”saukang” atau tempat memuja orang-orang kampung yang masih setia terhadap sesembahan leluhur mereka. Konon tempatnya keramat. Tapi aku tidak terlalu takut tinggal di rumahku.
Hidup sendiri kadang membuatku gelisah. Tapi juga mendidik menjadi pribadi yang bermental mandiri. Paling tidak mampu bertahan hidup dalam istana kemiskinan. Sampai sekarang aku masih sulit membayangkan mengapa seusia itu aku sudah mampu hidup tanpa orang tua di sisiku.
Setiap malamnya aku ditemani teman-teman seusiaku. Sesekali datang kakek buyutku yang kala itu sudah berumur lebih seratus tahun. Namun masih bisa jalan. Saya juga terkadang heran dengan kakek. Tapi itulah kenyataan. Setiap kakekku bermalam bersamaku, aku selalu meminta bercerita masa lalunya. Masa perang memperjuangkan kemerdekaan. Sesekali disuguhi dongen pengantar tidur. Aku banyak mengambil khazanah dalam hidup kakek buyutku.
Pernah suatu ketika, menjelan ashar hujan lebat. Hujan itu tak pernah berhenti sampai magrib tiba. Waktu itu teman-temanku tak satupun yang datang bermalam. Mungkin karena hujan. Berniat pergi mencari teman juga aku tak mau. Sehingga aku tidur sendirian dalam rumah. Aku tak terlalu merasakan ketakutan karena azan magrib berkumandang aku langsung sahalat lalu pergi tidur. Hanya sebuah lampu pelita yang menemaniku sampai subuh memanggil.
Setelah kelas tiga Madrasah Tsanawiyah GUPPI Rannaloe, orang tuaku memanggiku hidup bersamanya. Mereka beralasan sedih melihat aku hidup tak karuang. Badan kurus kering karena tak peduli makan. Kalau sudah asyik bermain makan sudah dilupakan. Perut ini terasa kenyang, walau seharian tak pernah makan. Mungkin inilah asyiknya ngumpul. Orang jawa bilang ’biar nggak makan yang penting ngumpul’.
Aku pindah sekolah ke kampung tempat tinggal orang tuaku. Sekolahnya pada dasarnya sama. Madrasah Tsanawiyah. Hanya nama kampungnya yang beda. Semuanya GUPPI. Di madrasah itulah aku menyelesaikan studiku. Dan di kampung itulah orang tuaku tinggal sampai sekarang.
Setelah aku lulus di situ, aku melanjutkan sekolah ke madrasah aliyah GUPPI Samata Gowa. GUPPI itu adalah kependekan dari Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Islam. Konon yayasan ini adalah organisasi sayap partai Golkar. Dulu diresmikan langsung oleh presiden Republik Indonesia, Jenderal Soeharto saat itu.
Di sana aku menjalani hidup di pondokan. Banyak belajar hidup dan agama. Sejak Aku sekolah, selalu masuk sepuluh besar. Sejak duduk madrasah ibtidaiyah (SD) aku tak pernah dibawah peringkat tiga. Bukan sombong tapi itu sekedar memberi tau aja. Tidak apa-apa kan? Naik Tsanawiyah peringkat satu hingga kelas dua. Nanti aku pindah baru peringkatku langsung turun peringkat lima. Di sini aku sadar bahwa kemampuanku tak ada yang bisa dibanggakan. Tapi setelah naik kelas tiga Aliyah, aku sudah bertekad bersaing sampai aku berhasil merebut peringkat kedua.
Sejak sekolah, aku tak pernah duduk di bangku sekolah umum. Selalu di madrasah. Bahkan sampai aku kuliah pun tetap di institusi agama. Tahun 2006 aku masuk Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Jurusan yang aku pilih memang tidak berbau islam. Tapi tetap dinaungi Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Apalagi UIN, jelas-jelas Islamnya.
Jenjang pendidikanku memang berlabel agama semua. Namun entah mengapa aku tetap belum terlalu banyak mengerti agama? Tingkah laku ku pun terkadang tak islami. Mungkin pengaruh zaman. Atau mungkin aku saja yang tak mampu melawan arus hidup yang terkadang kejam.

* * *

Cerpen dalam blog ini sebenarnya adalah hasil perkawinan antara realitas dengan imajinasiku. Aku berusaha untuk mengawinkan peristiwa-peristiwa yang aku amati dan alami. Aku ingin cerita yang kutuankan dalam blog ini dapat memberikan pelajaran dan hikmah dalam hidup ini. Semoga dalam kehidupan ini dapat hidup lebih bijak dan lebih estetik. Di samping sebagai penghibur dalam sedih. Sebagai pelipur dalam lara.
Jujur, aku ingin menegur, mengkritik, menghibur dan mendidik dengan cerita dan rangkaian kata. Menegur dengan halus. Menghibur dengan cara mengajak berpetualang dalam imajinasi. Mengkritik dengan lembut. Mendidik secara tak langsung. Itulah misiku dalam menulis. Aku bahagia ketika ada orang yang terhibur dan berubah karena tulisan ini.
Itulah sedikit perjalanan hidupku yang terkadang tak berarti. Tentangku. Tentang perjalanan hidupku. Semoga dapat menjadi ibrah bagi pembaca. Amin...

Wassalam dan salam perjuangan !

READ MORE - Sedikit Tentang Saya

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Kisah Inspiratif ; Kick Andy



Masihkah anda mengingat sebuha tayangan di salah satu TV swasta yang bernama kick Andy? kalau masih ingat. ini ada ebooknya. Berminat??? Klik link ini Free Ebook DOWNLOAD
READ MORE - Kisah Inspiratif ; Kick Andy

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Hidup & Cinta

Hidup

Proses
Berputar
Itulah kehidupan

Manusia hidup hanya menjalani proses
Berputar dan berpindah

Cita dan Cinta

Cita
Masih sebatas harapan
Di alam pikiran
Di masa-masa indah

Cinta
Sebatas perasaan
Dorongan memberi
Kekuatan jiwa
Berjuang menuju tujuan
Menuju cita

Senang
Bahagia
Nyaman
Berangkat dari rasa
Cinta dan cita

Pao-Pao, 31 December 2008

Cinta Gaza

Hamas cinta bangsanya
Israel cinta bangsa lain
Cinta Israel membumi hanguskan Gaza
Kota tiga agama
Islam, kristen, yahudi
READ MORE - Hidup & Cinta

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Waktu & Khayalan

Waktu

Bagaikan angin
Berlalu hanya terasa
Tanpa terlihat
Seperti kedipan mata
Terlalu cepat
Berlalu begitu saja
Tak disadari sudah jauh

Khayalan

Dunia tak seindah angan-angan
Keindahan pikiran tak pernah tertandingi
Menghayal lebih indah
Tuk manusia nista
Tuk negeri tanpa kemakmuran
Tanpa keadilan
Adil, makmur dan sejahtera
READ MORE - Waktu & Khayalan

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Peran Ibu

Dari Ibu

Lahir dengan suci-fitrah
Hidup sedapat mungkin bersih

Mata, hati, pikiran dan seluruhnya
Belajar dan berawal dari dekapan ibu

Bersih, kotor
Baik, buruk
Hasil dari kerja keras ibu
Patut dihargai
Tuk diperbaiki demi peningkatan.

Sampah

Wangimu tak pernah singgah di hidungku
Hanya ada dalam angan-angan kreativitas
Selalu tampak di mana-mana
Prajurutmu selalu memanah dengan bau yang amat terlalu sedap
Berjuang tuk generasi penghasil sampah.
READ MORE - Peran Ibu

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Cemburu

Cemburu

Pandangnya penuh tanya
Menatapku menenteng uang
Tajam
Membelalak
Menembus pori-pori hatiku.

Gowa, 13 Desember 2008


Mama Mencintaiku !?

Ma…
Aku pulang tuk dapatkan kehangatanmu
Kudatang karena kurindu pelukanmu
Menatapmu kuharap cinta darimu

Namun itu hanya hayalan semata
Tak pernah mengerti
Tak pernah merasa
Hanya sibuk dengan urusannya
Tak ada perhatian untukku

Dilempar kesudut kota
Menimbah ilmu tuk masa depan
Dijengukpun terlalu jarang

Mama dan papa sok sibuk
Kirim uang semata
Tanpa ada kiriman cinta dan kasih sanyangnya

Kutak butuh uang ma…!!!
Ku butuh kasih sayangmu
Belaianmu
Dekapanmu

Uangkah bukti kasih sayangmu !??
Itukah sumber kebahagiaan !?
Tanda kasihmu…?

LALU APAKAH MAMA MENCINTAIKU…???

Kubur pengasingan, 11 Desember 2008

READ MORE - Cemburu

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Anak

Anak-Anak (1)

Songkok – jilbab

Baju, celana dan rok

Rambut, muka dan seluruhnya

Berbau TV

Berbentuk selebritis

Ditiru karena dianggap baik

Dilakukan sebab disuka

Tanpa tuntunan dan tuntutan sang ibu

Segalanya terlalu bebas

Seluruhnya jalan semaunya.

Anak-Anak (2)

Antara bebas dan terkungkung

Antara ada dan tiada

Antara halal dan haram

Mau dan tidak

Ikhlas dan terpksa

Warisan generasi tua

Tuk generasi muda

Generasi penuh bimbang

Tergantung

Terkatung-katung

Kamar Kepedihan, 12 – 12 – ‘08

READ MORE - Anak

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Kutemukan Diriku di Bawah Atap Nipa

Udara makin pengap. Terik mentari taj jua reda. Makin panas. Seakan kamar kost Agi berubah kejam. Mengusir pemiliknya. Dipandangnya langit-langit kamar yang dihiasi sebuah kipas angin mini. Kipas yang diharapkan memberikan kesejukan, malah mengeluarkan udara panas. Gerah rasanya tinggal di sana. Kamar dan seisinya bagai mengusir penghuninya. Keluarlah mencari angin sejuk nan segar! Yang dapat membuka mata hatimu.
Sementara Agi tak jua mengerti dengan suasana itu. Masih saja tinggal. Membaca sesekali merebahkan diri sambil menikmati udara pengap itu. Dia memang ingin menikmati keadaan rakyat kecil. Karena di rumahnya dia hidup bagi di istana dan perlakuan bagai pangeran. Dia anak seorang terkaya di Makassar. Bosan hidup mewah.
Agi sesekali memandang langit-langit kamarnya yang hanya berukuran tiga kali empat. Cukup mewah bila dibandingkan dengan anak kost-kost-an lain. Di sanalah dia menjalanai hidupnya. Makan, minum. Tidur dan belajar.
Semasa kecilnya, dia tak pernah kenal dengan masyarakat bawah. Yang ada hanya kemewahan. Olehnya itu, dia minta pada ayahandanya untuk tinggal kost selama kuliah. Agi berharap agar dia mampu mengenal dirinya dengan baik. Masyarakat luas terutama.
Pagi itu, Agi sampai ke kampus. Baru selangkah menginjak kampus, dia bertemu teman lamanya, Ipa.
“Hey sebentar sore ada acara kamu tidak? Kalau tidak, ikut sama aku aja. Ada acaraku”, Ipa mengajak.
“Iya sudah kalau gitu. Sebentar aku pasti ikut. Sekedar coba-coba. Cari pengalaman and teman…”.
Agi pun ikut. Tapi dia merasa tidak tertarik dengan acara seperti itu. Terkesan sekedar formalitas belaka. Tak ada yang bisa di banggakan.
Agi lalu kembali merebahkan diri di kamarnya. Beberapa menit kemudian, teman sekelasnya menelpon.
“Apa kabar kawan? Bisa tidak ke kampus sekarang. Ada acara…”, Wandi, temannya memanggil dibalik telpon.
Tanpa berfikir panjang, Agi mengambil scooternya. Segera meluncur ke kampusnya. Maklum mahasiswa baru yang sarat dengan penasaran. Ingin mencoba semua. Siapa yang panggil, dia pun ikut. Dia ingin menyamakan apa yang tergambar di imajinasinya dengan kejadian sesungguhnya.
Ditemukannya di sana, perdebatan panjang. Ternyata kajian ketuhanan. Dia pun ikut. Merasa bingung. Dia pun bertanya.
“Kalau Tuhan tidak terikat ruang dan waktu. Lalu Tuhan sebenarnya ada di mana? Kalau ada di arsy atau meliputi langit dan bumi, berarti Tuhan terikat dengan ruang dan waktu dong. Berarti bukan lagi Tuhan seperti yang dikatakan tadi…”, Bantah Agi. Akalnya tidak mampu samapi ke sana.
Sampai pagi mereka hanya memperdebatkan ketuhanan. Agi lalu pulang dengan keadaan sempoyongan. Ngantuk campur lelah. Dirasakannya ada yang kurang dalam kajian itu. Aspek kebutuhan jasmani. Otak diisi. Namun jasmani dikorbankan. Jiwanya pun memberontak.
Paginya, Agi mendapati temannya teriak di tengah jalan. Dihiasi dengan asap yang mengepul dan klakson kendaran yang macet total. Terdengar mereka menuntut penurunan harga BBM. Agi lalu mencaba lagi. Bergabung dan teriak beberapa menit. Dia terobsesi dengan retorika seniornya. Jiwanya terbakar untuk ikut.
Usai orasi, Agi bernaung dibawah pohon ketapan. Merenung sembari memandang kendaraan yang berhenti. Jiwanya koyak. Berkoar dan memberontak. Seakan merasa kasian pada rakyat yang sedang terhalangi. Haknya yang diteriakkan, namun mereka jadi korban jua.
Pagi yang cerah. Secerah mentari di ufuk timur. Hari libur yang bersahabat dengan cuaca. Agi menggunanakan liburnya dengan jalan menusuri lorong-lorong tikus di antara bagunan mewah bercampur kumuh. Hidup berdampingan.
Sudah beberapa hari dia jalan kaki untuk melihat keadaan di sekitarnya. Namun kali ini dia menemukan keunikan dan ketertarika tersendiri. Agi melihat nenek tua. Lahir sekitar tahun empat puluhan yang lalu. Pada masa penjajahan.
Agi merasa tertarik dengan keadaan nenek itu. Lalu Agi masuk ke gubuk kumuh itu. Tempat wanita yang hanya tinggal sebatang kara. Gubuk yang beratapkan daun nipa.
“Nenek tinggal dengan siapa? Dan hidup dari mana?”. Agi memulai pembicaraan.
“Nenek hanya tinggal sendiri nak. Pernah punya anak laki-laki, namun dia pun entah ke mana. Sejak dia ke Malaysia menjadi TKI, nenek tak pernah mendengar kabarnya lagi. Hanya ada kabar angina bahwa dia sudah meninggal. Nenek tidak tau entah sebab apa dia meninggal. Tak ada kabar jelas”. Nenek itu bercerita panjang lebar sambil mengusap-usap matanya. Air matanya menetes.
“Lalu nek.. apa yang dikerja tiap hari?”.
“Nenek hanya mengumpulkan kaleng-kaleng bekas untuk menyambung hidup. Biasa ada paginya tak ada siang. Begitulah seterusnya. Namun sesekali nenek dapat sedekah dari tetangga”.
“Apa nenek tidak merasa kesepian?”. Agi makin ingin tau lebih jauh. Kelihatannya nenek itu terlihat bijak menjalani hidupnya.
“Terkadang kesepian. Tapi itu hal wajar. Nenek merasa bahagia karena masih bisa bertahan hidup. Dibanding dengan orang kaya yang tidak tahan hidup. Dan akhirnya bunuh diri. Nenek mungkin lebih bahagia dari sebagian orang kaya. Yang tidak bisa mengatur hartanya. Nenek merasakan segalanya dengan bermimpi. Bermimpi saja sudah cukup bahagia”. Nenek itu memandang Agi dengan tajam. Seakan ada sesuatu yang ingin disampaikannya.
“Nak… jika kelak kamu ditakdirkan menjadi orang besar, perhatikanlah rakyat kecil. Seringlah turun melihat keadaan mereka. Belajarlah dari sekarang untuk bersentuhan denagn kalangan bawah. Untuk merasakan penderitaan mereka. Turutlah diberbagai aksi-aksi social. Menghijaukan lingkungan dan ikut menjaga kebersihan”.
Agi pun pulang dengan sejuta tanda tanya bercampur rasa penasaran pada nenek itu. Dia mendapat renungan yang menarik. Petuah-petuah orang tua. Jiwanya terasa tenang. Entah kenapa, baru kali ini dia mengalami kenyamanan yang belum dirasakannya.
Agi merasa penasaran dengan nenek itu. Agi lalu mendatanginya. Ditemukannya selembar foto yang memakai seragam loreng. Terlihat cantik dan gagah. Mungkin nenek itu sewaktu muda. Pernah menjadi pejuang wanita untuk membela bangsa dan negeri ini. Kini nenek itu tak diperhatikan lagi oleh pemerintah. Menurut nenek itu, dia pernah dicatat sebagai pemberontak. Sehingga dia tak mendapat perlakuan yang sama dengan pejuang lain. Namun menurutnya, pernah memang memberontak namun dia hanya memeprjuangkan keadilan.
Lalu Agi pun kembali dan bertekad untuk aktif melakukan aksi-aksi kemanusianan. Seperti yang dikatakan nenek bijka itu. Dia menemukan jati dirinya lewat petuah-petuah nenek itu. (***)

Gowa, 27 April 2009
READ MORE - Kutemukan Diriku di Bawah Atap Nipa

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Nostalgia Sumbangan di Hari Kampanye

Langit tertutup awan. Angin berhembus sepoi-sepoi. Terasa sejuk udara pagi itu. Terik mentari pun tak jua muncul. Seakan cuaca ingin menyampaikan pesan tersendiri bagi insan yang hendak bepergian. Pergilah dan nikmatilah perjalananmu!
Pagi itu, Hafid salah seorang Caleg tingkat dua bergegas meninggalkan kediamannya. Hendak ia ke rumah temannya, Iksan. Memperkuat ikatan kesepakatan sebelumnya. Menjadi perpanjangan tangannya di kampung itu. Tim sukses bisa dibilang.
“Ada di pos ronda main domino”.
Itulah jawaban orang-orang di kampung jika ada yang menanyakan keberadaan Hafid beberapa bulan terakhir. Seorang pengangguran memberanikan diri jadi Caleg. Dengan harapan mengubah nasibnya.
Hari-hari menjelang pesta demokrasi, Hafid terlihat sibuk dengan pakaian rapi. Pergi pagi pulang pagi. Sibuk sosialisasikan diri dan partainya. Iyah… maklum partai baru. Umurnya baru setahun. Terlalu muda untuk bersaing dengan partai lama. Namun bagi Hafid tak menjadi persoalan. Ia selalu optimis. Yang penting usaha dulu. Apalagi masyarakat selalu menyambut baik tiap ia datang ke setiap kampung.
“Bagaimana keadaan di sini?”, Hafid memulai pembicaraan sesampainya ia ke rumah Iksan.
“Persaingan ketat. Tapi sabar saja. Sudah ada kontrak politik dengan beberapa tokoh masyarakat di sekita sini”, Iksan mencoba memberi semangat pada temannya.
“Apa yang sudah dilakukan Caleg lain di kampung ini? Siapa tau saya juga bisa bantu”.
“Banyak yang membagi-bagikan sarung, baju, jilbab, bibit, herbisida dan macam-macam deh. Pokoknya banyak”.
Iksan cerita banyak dengan Hafid. Mulai bicara strategi merebut simpati dan suara masyarakat. Sampai bagaimana menjatuhkan lawan yang dianggap paling berpengaruh di kampung itu. Akhirnya mereka mendapat kesepakatan. Yaitu dengan memperbanyak sumbangan yang bisa dinikmati masyarakat banyak dan harus banyak uang untuk menyaingi Caleg lain.
“Bagaimana kalau kita sumbang saja lampu jalan. Berhubung karena sepanjang jalan ini masih sangat gelap di waktu malam. Lagi pula belum ada Caleg lain yang lebih dulu. Pasti masyarakat simpati”. Usul Iksan.
“Boleh juga. Tapi sekitar berapa kira-kira yang dibutuhkan?”, Hafid menyetujui
“Satu desa saja. Sekitar dua pulahan buah. Pokoknya saya yang bertanggung jawab untuk desa ini”, tutur Iksan.
“Bagus juga mungkin pak kalau kita sumbang juga mesjid. Kebetulan di mesjid kita ini baru dibangun. Belum ada uang untuk atapnya. Mungkin bisa seperduanya saja kalau bisa”, usul orang tua yang dari tadi tidak pernah menyahut.
Hafid menatap baling-baling kipas yang sedang berputar. Ia berpikir dengan usul orang tua tadi. Berpikir berapa dana yang dibutuhkan. Efektif tidak. Cukup tidak keungan yang ada sekarang.
“Minta dana saja di Caleg pusat”, pikir Hafid menemukan solusi.
“Baiklah… saya akan sumbang mesjid kita ini. Tapi dengan sayrat masyarakat di sini mau bersatu memilih saya”, Hafid menyatakan kesetujuannya.
Beberapa hari kemudian, teranglah kampung itu dengan sinar lampu jalan. Atap mesjid pun tiba. Tinggal dipasang. Masyarakat pun menikmati detik-detik Pemilu. Namun Caleg lainpun tak mau ketinggalan. Mereka tidak menyumbang tempat umum, tapi gerakannya langsung menyentuh dari rumah ke rumah. Memberikan sumbangan bersyarat pada siapa saja yang mau. Tapi hanya sedikit yang tidak mau.
Tiap rumah didatangi, selalu disambut baik. Dan mengatakan belum ada yang datang selain kamu. Lalu Hafid pun tambah optimis akan kemenangannya. Uangnya pun tak segan-segan keluar dari kantongnya.
Kini Pemilu segera tiba. Tinggal hitungan jam. Masyarakat di desa itu hampir tak dapat menikmati tidurnya. Lebih-lebih para panitia Pemilu. Turun Caleg yang satu, naik yang lainnya. Serangan fajar. Malam itu hampir tiap kampung seakang banjir uang. Sepuluh ribu. Dua pulu ribu, lima puluh ribu. Seratus. Bahkan ada yang membeli satu juta perkepala. Bukan main persaingan. Orang bilang, orang miskin dilarang jadi Caleg.
Sementara Hafid tak tidur jua. Keliling Dapilnya untuk mempererat ikatannya. Mendatangi seluruh tim suksesnya. Namun ia hanya mampu memberikan uang jalan khusus untuk timnya saja. Hafid tak punya peluru banyak. Uangnya habis untuk sumbangan. Sedikit sekali persiapan serangan fajarnya. Hampir tidak ada. Ia hanya berserah diri pada Tuhannya. Apa kehendaknya. Takdir telah tercatat.
Tak terasa mentari mulai muncul. Menyinari jagat raya. Para anggota KPPS pun sibuk. Wajib pilih pun mulai berdatangan. Saatnya panitia bereaksi. Mereka telah dibayar banyak oleh Caleg tertentu. Termasuk pemerintah setempat. Mereka telah sepakat menggolkan figure tertentu. Sumbanganpun tak teringat. Uang ratusan jutapun tak berarti. Panitialah yang banyak berperan. Mereka mengambil kesempatan bagi orang tua yang buta huruf. Memandu mereka. Belum lagi masyarakat diintimidasi. Diancam guna mengarahkan pada Caleg tertentu. Penggelembungan suara bukan hal yang sulit bagi panitia. Itulah banyak yang terjadi. Kerjasamannya terstruktur.
Seusai perhitungan. Hafid memantau suara yang berhasil ia dapat. Minim sekali. Tak ia sangka hasilnya akan seperti itu. Mengecewakan. Lalu Hafid pun kembali ke rumahnya. Hafid menerima pesan singkat dari berbagai timnya. Namun tak ada yang menggembirakan. Tak ada yang menang satu TPS pun.
Sehari kemudian, Hafid lalu memanggil Yusran, tetangganya yang punya mobil pic up. Menarik sumbangannya yang di masyarakat. Atap mesjid. Lampu jalan dan berbagai sumbangan lainnya disita.
“Dasar masyarakat. Semuanya penghianat. Perbuatan baik kita selama ini terkubur dengan uang sepuluh ribu. Sungguh masyarakat sudah berubah. Semua memikirkan dirinya sendiri. Tak ada lagi yang bisa dipercaya. Mereka tak dapat dibaca...”, gerutu Hafid sambil menghisap udara dalam-dalam.(***)
Special buat para Caleg yang gagal. Semoga menjadi bahan pembelajaran. Bukan malah stresszzz…
Gowa, April 2009
READ MORE - Nostalgia Sumbangan di Hari Kampanye

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Sang Pencari Tuhan

Langit tampak cerah. Udara panas mulai nampak terasa. Sengatan panasnya matahari makin lama makin panas. Terlihat banyak orang yang lalu-lalang di depan gerbang kampus itu. Salah satu perguruan tinggi Islam ternama di Makassar.
Di sana-sini nampak wajah-wajah lugu nan polos. Seakan mereka bingung dengan suasana alam yang baru bagi mereka. Maklumlah baru pada tahap transisi. Dari dunia pelajar melangkah ke dunia mahasiswa. Sangat berbeda. Begitu kompleks. Di alam mahasiswalah mereka ditempa menjadi seorang yang harus mengedepankan logika tanpa mengesampingkan agama. Intelektualitas ditonjolkan dibanding hedonisme.
Masyarakat kampus yang begitu kompleks membuat Agus kebingungan. Tak tau arah. Ke mana kakak seniornya memanggil, ke sana ia melangkah. Apa yang diperintahkan, itu pula yang dilakukan. Sungguh penurut. Padahal semasa sekolah, dia adalah jawara sekolah. Preman yang ditakuti dan disegani sesamanya siswa. Selain kuat dan nakal, dia juga cerdas dan pintar. Dia juga seorang mantan santri. Dia masuk pesantren saat tamat sekolah dasar. Namun Cuma tiga tahun. Sempat tamat madrasah Tsanawiyah. Lalu melanjutkan ke sekolah umum.
Agus semasa di madrasah, dia hafal hadits ARBAIN separuh. Dia mendownload filenya di internet. Maklum dia anak orang kaya. Dia kuasai komputer. Bisa didownload filenya di sini.
Pagi itu, Agus dengan sikap lugunya bertekad ingin bermanfaat bagi sesamanya. Terlepas caranya nanti seperti apa. Yang jelasnya dia tidak mau menjadi mahasiswa penganut hedonisme. Harus menjadi mahasiswa akademis organisatoris. Walau rada-rada sulit dicapai. Tapi itulah kesimpulannya. Dari sekian banyak cerita dari seniornya. Akhirnya berkesimpulan untuk menjadi akademis dan sekaligus aktif organisasi.
“Dek… kamu itu jangan Cuma kuliah saja kamu kerja. Nanti kamu jadi mahasiswa 3K”. jelas salah satu seniornya.
“Apa itu kak?”.
“Kost, Kampus, Kampung. Na kalau kamu begitu apa yang akan kamu dapat. Pengetahuan itu didapatkan tujuh puluh lima persen di luar kampus. Hanya dua puluh lima persen yang kamu dapat dari kuliah. Coba kamu pikir! Dosen Cuma masuk duduk lalu ceramah dan memberi tugas. Sudah itu keluar. Selesai…! Untung kalau ada yang tinggal di otakmu. Iya kan? Makanya ikut organisasi dong. Kajian bersama teman-teman. Kan enak. Ikut saja pada organisasiku. Pokoknya kita kajian”.
Seniornya panjang lebar menstimulus dan ujung-ujungnya mengajak ikut pada golongannya. Senior itu berhasi meramu pikirannya. Agus tertarik. Lalu dia pun ikut dikader. Perdebatan sengit antara pemateri dan peserta yang semuanya mahasiswa baru berlangsung heboh.
Dalam kajian itu mereka mencari kebenaran dari agama yang mereka anut. Pemateri berperan sebagai orang kristen mempertahankan dan memaki-maki Islam habis-habisan. Dialog itu seputar kebenaran tirmitas dalam dogam umat kristiani.
Mendengar hal itu, semua peserta membantah dengan segala argumentasinya. Agus pun tak mau kalah. Sebagai umat Islam, dia tak rela agamanya dianggap sesat. Dia pun mengambil referensi dari yang pernah dibacanya. Baca di sini
Pemateri itu sempat terkagum-kagum dengan segala argumentasi Agus yang dikeluarkan. Tapi pemateri pun tak mau kalah. Dia selalu membawa lari dari masalah jika argumentasinya terbantahkan. Biasa… senior tak mau kalah. Malu..
Mulai malam itulah, Agus ditambah penasaran oleh materi-materi yang mengandalkan argumentasi yang logis. Dia mulai menjajaki segala ruang untuk mencari referensi untuk memperkuat argumentasinya. Memperbanyak dan memperluas wawasan berfikir(***)
READ MORE - Sang Pencari Tuhan

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Hanya Mimpi yang Ku Mampu

“Cara aku merasakan segalanya adalah dengan bermimpi”. Ungkapan itu ditulisnya besar-besar di dinding gubuknya. Itulah cara Ahmad menjalani hidupnya tiap hari. Tukang sampah yang angan-angannya selalu mengawan. Dia selalu menikmati hidupnya dengan bermimpi. Lelaki yang telah menjalani hidup dua puluh lima tahunan itu tak pernah batinnya menderita. Dia selalu merasakan apa yang mungkin dirasakan orang yang mapan secara ekonomi. Bahkan lebih dari mereka.
“Andai bermimpi harus dibatasi. Maka mungkin akulah orang yang pertama mengangkat tangan dan mengusung dada untuk melawan kebijakan itu. Siapaun itu, termasuk Tuhan. Akan aku lawan jika dia melarang aku tuk bermimpi”. Begitu batinnya berbisik.
Ahmad yang kesehariannya menjajaki tumpukan sampah, tak pernah batinnya tersiksa dengan kehidupannya yang jauh dari layak itu. Dia lelaki tegar menjalani hidup yang sangat kejam ini. Tak salah jika dia menyebutnya hidup ini sebagai pilihan.
Menurutnya hidup itu terlalu indah. Tak kalah indah dengan surga yang kenikmatannya tak terbayangkan. Hidup itu hanyalah kepiawaian memilih. Jika manusia memilih hidupnya sensara, maka itulah yang dijalani. Namun jika hidup itu dipandang sebagai taman surga, maka itulah yang dirasakan. Manusia hanya dituntut untuk melawan penderitaan. Perasaan tidak puas. Dan segala penyakit hati yang terlalu banyak manusia menjadi korban.
Hidup itu indah. Hidup mudah. Hanya saja menjalani hidup itu terkadang pahit. Mempertahankan hidup terkadang susah. Namun di situ manusia ditantang Tuhan. Karena hidup tak kan pernah dirasakan indah tanpa tantangan. Tak ada mudah tanpa kesusahan. Manusia dituntut mana yang mampu dirasakan.
Ahmad terus saja merenungi kehidupannya. Hidup orang lain. dan terkadang menertawakan dirinya sendiri. Juga terkadang heran dengan orang yang hidup serba berkecukupan namun mengeluh belum bahagia. Belum merasakan indahnya hidup. Dibandingkan dengan dirinya yang hanya seorang tukan sampah namun selalu merasakan keindahan hidup dan kebahagiaan.
Bagi Ahmad cukup ada yang dimakan untuk menyambung hidup. Soal kemewahan itu hanyalah sesaat. Mencari kemewahan yang terlalu hanya membuat batun tersiksa. Terlalu sibuk dengan urusan keduniaan. Ahmad takut jangna sampai urusan dunia membuatnya ingkar pada Tuhan-Nya.
Seringkali Ahmad heran dengan pejabat yang kerjanya Cuma numpukin harta. Ngorup uang rakyat. Yang gencar mengkampanyekan kebenaran. Anti korupsi. Perjudian. Narkoba dan sikap asusila lainnya. Malah mereka yang melakukannya.
“Benar-benar negeri ini negeri aneh. Republik gila. Lebih baik aku bermimpi saja untuk mendapat seluruh kebahagiaan yang dicari semua orang. Untung aku masih dapat bermimpi. Kalau tidak, maka mungkin akulah orang yang paling menderita. Karena tanpa harta dan tanpa pendidikan. Tak ada bekal sama sekali…….”(***)
READ MORE - Hanya Mimpi yang Ku Mampu

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Andai Kau Tau...

Andai Kau Tau

“Ical… Andai kau tau apa yang kualami saat ini, pastilah kamu merasakan betapa menderitanya batin ini… namun kau tak pernah merasakan apa yang kuderita. Getaran cintaku tak pernah kau rasakan. Kau tak pernah mengerti nasib diriku yang kian layu. Bunga hidupku tak pernah mekar lagi karena siraman air mata kasih sayangmu tak pernah kau curahkan. Mengapa kau memperlakukanku seperti itu?? Mengapa…??”.
Penderitaan Inha hanya mampu dituliskannya pada beberapa helai kertas. Kertas yang selalu setia menemaninya saat senang dan susah. Tak pernah lelah dalam melayani majikannya. Selalu merasakan apa yang majikannya sedang alami.
Di atas buku hariannya, Inha tak bosannya mengadu dan berbagi. Seakan hanya itu miliknya. Yang lain telah membencinya. Tak ada lagi cinta dari yang lain. uluran tangan pun tak pernah muncul. Entah kemana semua.
Di sudut kamarnya Inha merenungi nasib hidupnya. Seakan hidupnya adalah neraka. Sangat menderita. Perasaan seorang perempuan yang selembut sutra itu tak mampu menahan goresan. Cinta yang ditaburkan pada seorang lelaki tak mendapat respon yang diharapkannya. Sungguh menderita.
Kini, tinggal kesepian yang menyelimuti dirinya. Buku harian menjadi teman curhatnya. Karena hanya itu yang dianggapnya baik hati. Cucuran air mata membasahi pelupuk matanya. Seakan air bah yang keluar dari mata air bencana. Bagai air yang sedang meluap. Mengalir deras. Sampai-sampai kapal Nabi Nuh pun tenggelam. Titanic roboh oleh luapan air mata kesedihan.
Andai saja Inha bukan orang beragama. Kecerdasan spiritualnya tidak ada. Maka dia akan mati terbunuh penderitaan. Bunuh diri. Dan paling tidak akan mengalami gangguang kejiwaan.
“Ah… hidup ini sungguh kejam. Aku harus bisa melawannya. Tak peduli dengan siapapun. Kutak mau lagi mengenal cinta kepada lelaki. Mereka kejam. Sungguh kejam”.
Dilanjutkannya tulisan itu. Tetesan air mata itu terus saja mengalir deras membasahi pipinya. Kertas diarinya hampir tenggelam oleh air mata.
* * *
Pagi itu dia bangkit dari tidurnya. Jam dinding kamarnya masih menunjuk pukul 04.03. dia segera bergegas ke kamar kecil. Dibersihkannya segala kotoran yang masih menempel di wajahnya. Dia mengambil air wudhu. Entah dia shalat apa. Tapi subuh itu dia shalat dua rakaat. Lalu usai shalat, dia lalu mengangkat kedua tangannya. Sembari berdoa. Dalam doanya dia meminta untuk dilapangkan dadanya untuk menghadapi segala cobaan.
Hidup ini terlalu kejam. Sehingga orang lemah menjadi tersisihkan. Mereka akan binasa oleh seleksi alam. Hanya orang-orang yang kuat dan tegarlah yang mampu bertahan hidup. Bagai makhluk lain pun begitu.
Usai shalat subuh, dia meraih kembali buku harinnya. Ditulisnya di halaman paling depannya; AKU HARUS KUAT. AKU TAK MAU MENGENAL CINTA KEPADA LELAKI LAGI SEBELUM AKU MENIKAH. AWAS KAMU MAKHLUK YANG BERNAMA LAKI-LAKI….(***)



Download Buku-Buku Islam & Komputer. Mudah-mudahan Menambah Kahzanah Keilmuan

Mari Belajar Islam; Pahami Islam Lebih dalam
Titik Temu Islam-Kristen
Dialog Seputar Trinitas
The Choice; Islam & Kristen
The Passion of Jesus
Hadis Arbain
Juga Buku-buku Yusuf Qardhawy di sini


Mari Belajar Komputer; Menjadi Desainer yang Tangguh
SES Pemrograman Web dengan HTML CSS dan JavaScript
Aplikasi Periklanan Menggunakan CorelDRAW X3 CD
101 Tip Trik Visual Basic6.0 Buku Kedua
101 Tip Trik ArchiCAD 9 dan 10
READ MORE - Andai Kau Tau...

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Surat Itu, di Hari Valentine

Semoga cinta dan kasih sayangmu pada siapapun selalu bertambah seiring dengan bertambahnya usia.

Dan kebencian dan pikiran negatifmu selalu berkurang seiring dengan berkurangnya jatah hidup di dunia ini. Semoga....!!

Seminggu yang lalu, Indah menyepakati pura-pura putus dengan pacarnya, Rafli. Merekapun menyepakati akan kembali terus terang pada waktunya yang tak di tentukan. Sampai pada masa aman. Mereka berbuat seperti itu karena Indah takut pada laki-laki yang selalu mengejarnya. Ke manapun dia berada.

Indah diancam jika tak mau padanya. Tak mau menerima cintanya. Lelaki itu bernama Arif. Lelaki yang cinta mati pada Indah. Indah akhirnya terpaksa menerima Arif lantaran takutnya. Sementara Rafli tau hal itu. Dia tak mau ribut hanya gara-gara seorang perempuan. Akhirnya merekapun sepakat untuk pura-pura tak ada hubungan spesial lagi.

Sangat sulit Indah mencintai dengan terpaksa. Dia telah menemukan cinta sejatinya, Rafli. Tapi kini mereka mendapat tantangan. Walau sudah sekian kali mendapat tantangan. Dia tak dapat bayangkan jikalau dia harus berpisah dengan Rafli. Dia belum mampu.

Tanggal 14 Februari telah tiba. Indah menikmati malam itu. Malam kasih sayang, orang bilang. Atau lebih dikenal dengan sebutan valentines day. Entah apa gerangan megapa orang sangat menspesialkanny malam itu. Beragam macam dilakukan orang untuk merayakannya. Mulai dari mabuk hingga kirim-kiriman SMS selamat.

Malam itu, bertepata dengan hari kasih sayang. Rafli dengan tangannya sendiri memberikan kertas itu pada Indah. Sepucuk surat terakhir. Pertanda pura-pura menjadi sungguh-sungguh. Entah apa gerangan Rafli sudah memutuskan hubungannya dengan Indah. Tapi semua itu terjawab dari lembaran suratnya.

Orang lain menyambut malam itu dengan mesra-mesraan. Tapi Indah lain. Dia menjalani malam itu dengan memutuskan cinta yang telah lama terjalin. Walau dia pun juga bersama pacar barunya. Tapi itu tak dirasakan Indah.

Dibukanya. Lalu dibaca perlahan………….

Sebelum dibaca senyumlah tiga kali, kemudian bacalah ‘BASMALAH’

Benang Merah Dunia Kita

Hadirnya coretan ini bukan dengan maksud mengecewakan dan membuat kamu simpati lagi terhadapku. Apa lagi dengan maksud ingin menghancurkan hubungan kamu dengan dia. Tulisan ini hanya semata-mata untuk kamu ketahui isi hatiku yang sebenarnya. Sehingga semua jelas tanpa adanya lagi tanda tanya dalam dirimu yang membuatmu gelisah.

Janganlah pandang coretan ini sebagai sesuatu yang menyedihkan. Tapi lihatlah sebagai kabar gembira yang datang dari seseorang yang tak pernah memperhatikanmu. Sebelum terlalu jauh, terlebih aku ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Sebab hanya engkau yang pernah aku kenal sebagai gadis yang baik tak pernah banyak menuntut. Walaupun menuntut tapi tak terucap. Engkaulah yang pernah membuat hatiku bahagia. Walaupun juga sedih dan kecewa.

Terima kasih atas semua curahan cinta dan kasih sayangmu selama ini. Walaupun aku tak pernah memperhatikanmu, kamu selalu memperhatikanku. Aku selalu cuek ditengah perhatianmu.

Mohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala sifat dan tingkah laku yang tak pernah sejalan dengan kemauanmu. Aku sadari… aku punya sejuta salah. Andai dosaku dapat terlihat, pastilah dunia penuh dengan kegelapan disebabkan dosa-dosaku terhadapmu. Kumohon kiranya engkau dapat memaafkanku. Aku tidak sanggup memikul dosaku. Tuhan pastilah murka terhadapku jika engkau tak memaafkanku. Namun aku yakin kamu telah memaafkanku. Karena kamu adalah orang yang paling pemaaf dan paling baik yang pernah aku kenal. Semoga…!!!

Harga diri sebagai manusia ada pada kehormatan. Cara bergaul dan kemampuan menjaga kesucian diri dari segala hal yang kotor sebagai tolak ukur kehormatan setiap orang. Harga diri dinilai dari kehormatan seseorang. Hati-hatilah dalam bergaul. Lingkungan adalah salah satu faktor pemicu dan pendukung baik tidaknya pergaulan seseorang.

12 februari lalu kuanggap itulah awal dari masalah ini. Kamu sengaja cari-cari masalah. Aku tau saat itu kau bosan dengan aku. Dengan dalih ulang tahun itu adalah hari istimewa buatmu. Tapi entah kenapa, kamu tidak menganggap ulang tahun orang lain itu tidak istimewa? 27 September yang lalu adalah hari kehadiranku dimuka bumi. Namun aku tidak mempersoalkan itu. Entah kamu tau atau tidak, yang jelas kamu hanya cari masalah. Maka hari inilah kita akhiri semua sandiwara kita.

4 maret yang lalu kita sepakat. Tapi entah apa dan kenapa aku merasa tidak enak dengan kamu. Entah kamu terlalu bahagia dengan dia, sehingga ruang bagiku hilang sirna dihatimu. Tak secuilpun aku ada dihatimu. Bersih sudah aku ini dalam dirimu. Aku yakin, malam itu kamu merasa bangga memenangkan permainan. Berhasil menghimpun secara bersamaan. Kamu memang wanita perkasa.

Melalui coretan ini, ingin kuucapkan kata terakhirku untukmu. Pesan yang menjadi harapanku untukmu. Kutak mau kita hidup dalam ketidak jelasan. Aku tak ingin mengganggu kebahagiaanmu. Aku ingin kau jauh dalam hatiku.

Walau engkau berat kubuang dalam bayang-bayang hidupku. Namun kulihat itulah yang terbaik untukmu. Aku tak ingin membatasi ruang hidupmu. Terbanglah sesuka hatimu. Namun jangan pernah kau lupa etika hidup dalam bergaul. Adab dalam bermasyarakat jangan pernah kau kesampingkan. Akhlak dalam beragama jangan pernah kau buang. Pacaran hukumnya boleh, selama masih sanggup menahan dari godaan hawa nafsu. Berkhalwat (berdua-duan di tempat sepi) sudah bukan hal yang tabu. Namun perlu disadari godaan tak pernah kita tau. Iman tak selamanya kuat.(***)


Hilangkan cintaku dalam hatimu, namun kasihku jangan pernah kau buang.

Lupakanlah aku, namun jangan pernah membenciku.

Jangan pernah hadirkan dalam hatimu kebencian terhadap sesuatupun. Sebab kebencian hanya membuatmu menderita………

Jalinan cinta dan kasih yang dibungkus dengan bingkai pacaran hanya sebagian kecil dari cinta dan kasih yang sesungguhnya. Dan itu ditemukan dalam pergaulan sehari-hari. Gerakannya lambat tapi pasti.


Sekedar Renungan…

Ketahuilah ….. Cinta sejati tak kan pernah ada dimuka bumi ini. Sebab tak ada cinta tanpa syarat. Cinta penuh dengan sejuta syarat.


Cinta walaupun… Bukan cinta karena……. Itulah cinta sesungguhnya.


Belajarlah mencintai dengan hati dan pikiran. Jangan pernah mencintai karena dendam dan hawa nafsu.


Pandanglah segala sesuatu dengan penuh kebahagiaan. Jangan tunda kebahagiaanmu sampai hari esok. Janganlah terjebak prisip; “berakit-rakit dahulu bersenang-senang kemudian”. Lalu kapan bahagianya. Harus nunggu besok. Esok belum tentu hidup….


Senyumlah sepuasmu setelah engaku baca coretan terakhirku untukmu. Aku tau inilah yang kau tunggu.

Dibaca. Dihayati kata per kata. Kalimat per kalimat. Dari matanya beralih ke pikiran lalu masuk ke dalam hati. Di sanalah bersemayam dan bersenandung kata-kata itu.

Setelah dibacanya. Indah dengan mata sayup tanpa sinar menggulung kertas itu. Lalu tanpa sadar butiran air mata menetes. Hatinya seakan layu. Debaran jantung semakin keras. Pikiran tak terarah. Keringat dingin mulai membasahi sekujur tubuhnya. Pandangannya sayup-sayup. Alam sekitarnya mulia gelap. Sampai dirinya dilihatnya pada sebuah padang luas tak bertepi.

Di padang itulah dia bertemu dengan segala pelajaran hidup. Hikmah hidup telah ditemukannya. Cinta tak selamanya memiliki. Tak seterusnya bersama. Namun kebahagiaan akan selalu hadir tanpa orang yang dicintai. Dia menemukan suatu pesan dan prinsip hidup. Seakan padang sekelilingnya berkata, janganlah kamu GANTUNGKAN KEBAHAGIAANMU PADA APA DAN SIAPAPUN niscaya kamu akan selalu hidup dalam kebahagiaan.

Indah pun kembali dari tidur lelapnya. Dengan mata terperangah, memandang orang-orang di sekelilingnya….(***)

READ MORE - Surat Itu, di Hari Valentine

These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati